Wednesday, August 5, 2009

Beberapa macam proyeksi peta dari ahli kartografi


PRINSIP DALAM KARTOGRAFI

menurut hasil penelusuran dari internet, prinsip kerja dari alat tersebut dapat dibangun dengan menggunakan

beberapa konsep sederhana fisika elementer tentang difusi gas. berikut pemodelan untuk menjelaskan prinsip kerjanya:

Bayangkan Andika sedang meniup sebuah balon kuning yang ditempelkan sebuah plaster biru di atasnya. Dengan
meminjam konsep difusi gas kita akan dapat mengetahui posisi plaster biru tersebut setelah Andika meniupkan 3
liter udara. Sebuah balon merepresentasikan sebuah wilayah spasial tertentu,misalnya balon ungu sebagai Jawa Barat,balon merah sebagai DKI Jakarta dan seterusnya. Masing-masing balon menempel satu sama lain. Plaster yang menempel di masing-masing balon merepresentasikan batas wilayah setiap provinsi. Andika kemudian meniup masing-masing balon sesuai dengan proporsi data tertentu yang hendak representasikan, misalnya data penduduk di setiap provinsi di Indonesia. Dengan menghubungkan setiap plaster dengan sebuah garis, akhirnya Andika akan mendapatkan kartogram penduduk di Indonesia.

menurut sumber lain yang saya dapatkan, setiap individu mempunyai impian dan angan – angan yang biasa disebut dengan mental imagery. dan gambaran dalam angan-angan tersebut bersifat informasi spasial, jadi pada dasar nya setiap individu mempunyai peta pribadi yang disebut dengan peta mental atau kognitif.

selain peta mental tersebut masih ada peta lainnya yaitu peta hardcopy dan softcopy. untuk peta hardcopy semisal peta yang tertuang pada kertas yang biasa kita lihat di atlas. untuk yang softcopy yaitu berkaitan dengan kartografi, Kaitan antara kartografi dengan dokumen ilmiah yaitu dari cara penyajian dan peyimpanan (storage) data. Penyajian data dalam bidang kartografi adalah penyajian informasi dalam bentuk keruangan atau spasial pada bidang datar berupa peta. Penyajian secara grafis dalam informasi spasial ini lebih memudahkan para pengguna peta dalam memahami informasi suatu wilayah hanya dengan melihat peta, daripada harus melihat informasi dalam bentuk data tabular (data tabel). Dari hasil pembuatan peta ini, data dapat disimpan dan dapat dipakai sebagai informasi data secara periodik dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, atau dari periode ke periode selanjutnya.

keuntungan didalam pembuatan peta secara digital (menggunakan kartogram), yaitu kita dapat mengetahui informasi perbedaan dan atau perubahan penggunaan lahan suatu daerah dari rentan waktu tertentu ke waktu yang kita inginkan disesuaikan dengan tujuan dan fungsi penggunaan peta itu sendiri atau kata lain dapat memudahkan seorang peneliti dalam monitoring suatu obyek tertentu..

Selasa, 2009 April 07

tugas V

Kartografi (atau pembuatan peta) adalah studi dan praktek membuat peta atau globe. Peta secara tradisional sudah dibuat menggunakan pena dan kertas, tetapi munculnya dan penyebaran komputer sudah merevolusionerkan kartografi. Banyal peta komersial yang bermutu sekarang dibuat dengan perangkat lunak pembuatan peta yang merupakan salah satu di antara tiga macam utama; CAD (desain berbatuan komputer), GIS (Sistem Informasi Geografis), dan perangkat lunak ilustrasi peta yang khusus.

Rabu, 2009 Maret 18

TUGAS IV ( fungsi edit legend)

Unique value

Dalam peta unique value, warna yang berbeda yang digunakan untuk simbol tiap nilai dari suatu atribut. Dalam nilai umum yang baik untuk perpetaan tiga tipe atribut.

  • Atribut yang diwakili nama, tipe, kondisi, atau kategori gambar.

  • Atribut yang berisi pengukuran atau jumlah seperti klas

  • Atribut yang dikenali secara khusus (misal: nama daerah yang dapat digunakan untuk membuat peta tiap daerah yang diperlihatkan dengan warna yang berbeda)




Graduated color

Mempunyai seri simbol dimana warna menghubungkanya ke nilai atribut khusus. Graduated color lebih berguna untuk melihat data yang merupakan jangkauan (misalnya 1 sampai 10, rendah sampai tinggi) atau semacam angka menaik ( misalnya pengukuran, kecepatan, persentase)

Graduated symbol

Hampir sama dengan peta Graduated color, kecuali variasi besarnya simbol titik atau ketebalan simbol garis. Seperti peta graduated color, peta graduated symbol lebih berguna untuk memperlihatkan jangkauan atau kemajuan.


Single symbol

Semua gambar dalam theme digambar dengan simbol dan warna yang sama



Chart

Digunakan pie chart atau column chart untuk menyimbolkan data. Perpetaan Chart berguna sebab ia membolehkan untuk menyimbolkan atribut ganda dalam satu peta seperti hubungan antara atribut yang berbeda.




Dot

Disimbolkan menggunakan titik dalam poligon untuk mewakilkan nilai atribut. Tiap titik mewakili nilai khusus. Untuk contoh, pada populasi peta, tiap titik mewakili 100 orang. Jadi ini misalnya poligon mempunyai 1500 populasi, peta akan mempunyai 15 titik disebelah dalam pologon.

ArcView mendistribusikan secara random dot dalam tiap poligon. Bila membuat peta dot density, tujuannya titik baik rapat atupun jauh terpisah supaya anda melihat jelas pola penyebarannya.

Selasa, 2009 Maret 10

TUGAS III G.I.S

KOORDINAT



Pernahkah anda mendengar “Lokasi gempa berada pada titik 3,52 LS-118,03 BT” jika ya, itulah titik koordinat. Sebuah titik yang menunjukan sesuatu (orang, pusat gempa, lokasi pesawat jatuh, dll), sebuah lokasi di lapangan (bumi) dengan di peta. Nah, pendaki gunung (dalam Navigasi Darat) juga patut mengetahui serta mempelajari guna mengetahui posisi kita di lapangan, yakni di hutan-gunung. Maka dalam tulisan ini saya akan sedikit paparkan.

Tulisan ini merupakan lanjutan dari sebelumnya (Cara Mudah Mempelajari Navigasi ‘Darat’) Tulisan ini merupakan respon saya atas komentar tentang titik koordinat. Berharap akan terkumpul menjadi satu dan berharap menjadi sebuah buku (He..He..) Berikut pemaparannya, selamat menikmati…

Dalam menentukan titik atau tempat dipeta, kita dapat melakukan beberapa cara, diantaranaya:

  1. Dengan cara Koordinat Geografi

  2. Dengan cara Koordinat Peta. Koordinat peta terdapat tiga cara penunjukan, yakni: cara koordinat 4 angka, cara koordinat 6 angka, dan cara koordinat 8 angka

  3. Dengan cara karvak

  4. Dengan cara titik pangkal, dan

  5. Dengan cara garis pangkal

Banyak juga cara Penunjukan titik atau tempat dipeta yang kita sering dengar adalah dengan cara koordinat geografi dan peta. Maka, dalam tulisan ini yang akan saya paparkan hanya dua cara itu. Lainnya, (mungkin) menyusul. Berikut pemaparannya:

Koordinat Geografi
Penunjukan titik atau tempat di peta dengan cara koordinat geeografi diartikan oleh N.S.Adiyuwono dalam bukunya
Teknik Membaca Peta dan Kompas (1995) merupakan suatu sistem untuk menentukan suatu kedudukan atau titik di permukaan bumi (dalam bidang lengkung). Sistem ini dinyatakan dalam derajat dengan meridian Greenwich sebagai lintangnya 0°.

Contoh:

Koordinat A:
Koordinat B:

(maaf, belum dilengkapi gambar serta penjelasan)

Koordinat Peta
Sistem koordinat peta, masih dalam pengertian N.S. Adiyuwono, merupakan system untuk menentukan kedudukan suatu titik atau tempat pada suatu peta. Lembar peta dibagi atas garis-garis koordinat yaitu garis mendatar dan garis tegak (berbentuk kotak-kotak bujur sangkar)

Seperti yang sudah disinggung diatas. Koordinat peta terdapat tiga cara penunjukan, yakni: cara koordinat 4 angka, cara koordinat 6 angka, dan cara koordinat 8 angka.

  1. Cara 4 angka: digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup lebar, misalkan untuk menunjukan lokasi danau, telaga dsb. Jarak kira-kira 1000 meter (sisi bujur sangkar dibagi 1000)

  2. Cara 6 angka: digunakan untuk menunjukan lokasi yang sempit. Semisal, loksai kemah, titik pertemuan (check poin) dll. Jarak 100 meter. (sisi bujursangkar dibagi 10 bagian)

  3. Cara 8 angka: digunakan untuk menunjukan suatu titik, miasal titik triangulasi, lokasi korban (sisi bujur sangkar dibagi 100)

Penjelasan lihat gambar!


Dalam peta buatan Badan Koordinasi dan pemetaan Nasional (Bakorsurtanal), pada dasarnya teknik pembacaan titik kordinat geografi dan titik koordinat peta dijelaskan di peta, yakni dibagian kiri bawah peta.



TUGAS II

Resume Proyeksi Peta



Bentuk bumi yang selama ini kita lihat adalah sebuah model bumi yang dibuat oleh manusia, terkadang ada yang berbentuk bulat, terkadang berbentuk elips. Tapi sebenarnya bukan seperti itu bentuk bumi, bentuknya adalah tidak beraturan. Dan biar lebih mudah menggambarkannya, akhirnya lebih umum menjadi bulat. Dan bentuk bulat ini di bikin datar oleh peta. Yang bentuknya datar dan sering kita jumpai.

Oleh karena permukaan bumi ini tidak rata atau dengan kata lain melengkung-lengkung tidak beraturan, peta membutuhkan suatu gambaran dalam bidang datar, maka diperlukan pengkonversian dari bidang lengkung bumi sebenarnya ke bidang datar agar tidak terjadi distorsi permukaan bumi.

Dibawah ini keterengan tentang bumi menggunakan angka :

Ellipticity: 0.003 352 9
Mean radius: 6,372.797 km
Equatorial radius: 6,378.137 km
Polar radius: 6,356.752 km
Aspect Ratio: 0.996 647 1

radius equator lebih panjang dari pada radius kutub

Pernah anda mengupas jeruk? Pasti susah sekali meletakkan kulit jeruk menjadi bidang datar, tetapi kulit jeruk tersambung semua. begitu juga yang di alami oleh kartografer ketika memetakan permukaan bumi, mereka harus memindahkan bagian geografis dengan cara tertentu, menarik dan menggabungkan kembali bagian-bagian tersebut secara bersamaan agar menjadi peta datar dan tersambung. Peta tidak terkecuali globe mengalami distorsi dari bumi yang sebenarnya. Untuk wilayah yang lebih kecil, distorsi tidak signifikan karena wilayah yang kecil dalam globe kelihatan seperti permukaan datar. Untuk wilayah yang lebih luas atau untuk tujuan yang butuh akurasi yang tinggi, bagaimanapun distorsi merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu diperlukan proyeksi peta. Dalam penyusunan peta diperlukan suatu proyeksi peta yg memberikan hubungan antara titik-titik di bumi dengan di peta, proyeksi yg dipilih dipersyaratkan memiliki distorsi yg kecil.

Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bidang lengkung ke bentuk bidang datar, dengan persyaratan bentuk yang diubah itu harus tetap, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.

Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta

Untuk memenuhi semua ketiga persyaratan perubahan dari bidang lengkung ke bidang datar rasanya tidak mungkin bangat, maka ada kompromi2 dalam menggunakan syarat tersebut, sehingga munculah berbagai macam jenis proyeksi. Beberapa jenis proyeksi yang umum adalah silinder/tabung (cylindrical), kerucut (conical), bidang datar (zenithal) dan gubahan (arbitrarry)

Jenis proyeksi yang sering kita jumpai sehari-hari adalah proyeksi gubahan, yaitu proyeksi yang diperoleh melalui perhitungan. Jenis proyeksi yang sering di gunakan di indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal Transverse Mercator)

WGS-84 (World Geodetic System) adalah ellipsoid terbaik untuk keseluruhan geoid. Penyimpangan terbesar antara geoid dengan ellipsoid WGS-84 adalah 60 m di atas dan 100 m di bawah-nya. Bila ukuran sumbu panjang ellipsoid WGS-84 adalah 6 378 137 m dengan kegepengan 1/298.257, maka rasio penyimpangan terbesar ini adalah 1 / 100 000. Indonesia, seperti halnya negara lainnya, menggunakan ukuran ellipsoid ini untuk pengukuran dan pemetaan di Indonesia. WGS-84 “diatur, diimpitkan” sedemikian rupa diperoleh penyimpangan terkecil di kawasan Nusantara RI. Titik impit WGS-84 dengan geoid di Indonesia dikenal sebagai datum Padang (datum geodesi relatif) yang digunakan sebagai titik reference dalam pemetaan nasional. Sebelumnya juga dikenal datum Genuk di daerah sekitar Semarang untuk pemetaan yang dibuat Belanda. Menggunakan ER yang sama – WGS 84, sejak 1995 pemetaan nasional di Indonesia menggunakan datum geodesi absolut. DGN-95. Dalam sistem datum absolut ini, pusat ER berimpit dengan pusat masa bumi.

Proyeksi UTM merupakan proyeksi Peta yang banyak di pilih dan di gunakan dalam kegiatan pemetaan di Indonesia karena di nilai memenuhi syarat2 ideal yang sesuai dengan bentuk, letak dan luas Indonesia. Spesifikasi UTM antara lain adalah (1) menggunakan bidang silender yang memotong bola bumi pada dua meridian standart yang mempunyai faktor skala k=1, (2) Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri, (3) setiap zone memiliki meridian tengah sendiri dengan faktor perbesaran = 0.9996, (4) Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS dan (5) proyeksinya bersifat konform. Menurut Frans (iagi.net) UTM menggunakan silinder yg membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi), sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Akibatnya, titik2 pada garis tersebut terletak pada kedua bidang, sehingga posisinya walaupun dipindahkan (diproyeksikan), dari ellipsoid ke silinder, tidak akan mengalami perubahan (distorsi).

Peta UTM Dunia


MACAM-MACAM PROYEKSI PETA

1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.
c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala.
2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi.
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.
3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan
a.

Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.
Untuk memperjelas silahkan perhatikan lagi gambar 03.5.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.

Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:
a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub.
c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.

Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
a. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
b. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
c. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan gambar berikut ini!

Khusus proyeksi Azimut Normal cocok untuk memproyeksikan daerah kutub.
Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar 03.8. Peta daerah kutub utara hasil proyeksi Azimuth Normal
Karena proyeksi Azimuthal paling tepat untuk menggambarkan kutub, maka penggambaran kutub melalui proyeksi ini dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1.

Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola bumi. Ekuator tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45° akan mengalami pembesaran 3 kali.

Perhatikan gambar dibawah ini!


Gambar 03.10. Lingkaran besar diproyeksikan sebagai garis lurus
2. Proyeksi Azimuthal Stereografik
Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel tergambar semakin membesar ke arah luar.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!
3.

Proyeksi Azimuthal Orthografik
Proyeksi ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai titik sumber proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu bumi.

Lingkaran paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar atau ekuidistan. Jarak antara lingkaran garis lintang akan semakin mengecil bila semakin jauh dari pusat.


Gambar 03.12. Proyeksi Azimuthal Orthografik, hanya sesuai dekat pusat peta saja
b.

Proyeksi Kerucut (Conical Projection), Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.

No comments:

Post a Comment